SANGGAR SERUNI

BUDAYA


ADAT TRADISI LOKAL

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat No 4 Tahun 2013 tentang pemberdayaan, pelestarian, dan pengembangan adat dan kebudayaan bangka barat bahwa kebudayaan Bangka Barat yang merupakan bagian dari  budaya bangsa Indonesia dan sekaligus sebagai aset nasional, keberadaannya perlu dijaga, diberdayakan, dibina, dilestarikan dan dikembangkan sehingga dapat berperan dalam upaya menciptakan masyarakat Bangka Barat yang memiliki jati diri, berakhlak mulia, berperadaban dan mempertinggi pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa secara maksimal dengan berdasarkan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Budaya Daerah adalah budaya masyarakat Bangka Barat yaitu sistem nilai yang dianut oleh komunitas/kelompok masyarakat Daerah, yang diyakini akan dapat memenuhi harapan-harapan warga masyarakatnya dan di dalamnya terdapat nilai-nilai, sikap serta tata cara masyarakat yang diyakini dapat memenuhi kehidupan warga masyarakatnya.  Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 10 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelestarian Tradisi bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota wajib memfasilitasi pelaksanaan pelestarian tradisi yang berkembang di masyarakat. Bentuk pelestarian tradisi meliputi perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan. Kegiatan Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memberikan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan terhadap tradisi, adat dan budaya daerah.

Sumber : Disparbud Babar

ritual adat Ceriak nerang 

Ceriak Nerang merupakan ritual adat masyarakat adat Jering di Desa Kundi (sebelum pemekaran menjadi 3 desa; Desa Kundi, Desa Bukit terak dan Desa Air Menduyung). Dimana ritual ini merupakan bagian rangkaian dari Ceriak Ngelam yang dilaksanakan sebelum masa tanam, sementara Ceriak Nerang dilakukan setelah masa panen. Ceriak Nerang terdiri dari 2 rangkaian yakni Ceriak Nerang Laut yang dilaksanakan di Tanjung Tadah Desa Air Menduyung oleh dukun laut; Bapak Bahtiar dan Ceriak Nerang Darat yang dilaksanakan di hutan larangan Desa Bukit terak oleh Bapak Ahmid yang lebih dikenal dengan panggilan Bapak Bujel.

Ceriak Nerang Darat sudah dilaksanakan sejak nenek moyang di masyarakat adat Jering. Ceriak Nerang Darat ini bermaksud untuk menjaga kehidupan manusia dan alam termasuk makhluk halus/gaib supaya tetap harmonis. Wawancara dengan dengan Bapak Senai selaku pelaku tradisi lokal, Ceriak Nerang Darat ini merupakan tradisi memanggil makhluk halus, supaya pulang atau tidak lagi mengganggu manusia.

acara adat dusun bujang, desa tugang

Menurut cerita masyarakat, pada zaman dahulu kala nenek moyang Dusun Bujang pernah mengalami sakit kesarep/ketulang/ketelan padi. Kemudian beliau besumbar/bersumpah, jika sembuh dari sakit tersebut beliau akan menaber hutan di bukit penaber yang berada di daerah Dusun Bujang, serta menaber kampung.  Hingga saat ini prosesi taber masih dilakukan oleh masyarakat Dusun bujang untuk menghindari wabah penyakit sekaligus meminta keberkahan. Dimana prosesi taber tersebut menjadi satu rangkaian di dalam Pesta Adat Dusun Bujang.

Pesta Adat Dusun Bujang merupakan salah satu perayaan masyarakat Dusun Bujang sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang didapatkan. Hal ini terlihat dari masing-masing rumah di Dusun Bujang, bahwa mereka menghidangkan beragam makanan seperti, kue-kue yang disusun dalam toples, ketupat, nasi merah, jamur, rendang, ayam, dodol, dan lain-lain.  Sehingga banyak mayarakat luar yang berdatangan ke Pesta Adat Dusun Bujang untuk bertamu ke rumah-rumah warga, baik dari hubungan keluarga ataupun pertemanan.

pawai obor daya baru pal 4 

Kec. Muntok

Acara ini merupakan tradisi turun temurun. Acara  ini sebagai wujud dari rasa syukur masyarakat dalam menjalani bulan ramadhan. Jaman dahulu pemasangan lampu culok masih menggunakan peralatan seadanya seperti bambu, kaleng bekas dan lain-lain yang dipasangi dan diletakkan di depan rumah masing-masing. 3000 culok dinyalakan di sepanjang Kampung Daya Baru. Pawai obor juga ikut memeriahkan datangnya bulan suci ini sebagaimana yang dilakukan oleh nenek moyang Kampung Daya Baru

khataman qur'an kp. daya pal 4

Kec. muntok


Pada umumnya, tradisi-tradisi yang ada di Indonesia merupakan warisan dari generasi sebelumnya. Tradisi tersebut ada yang mengalami perubahan, kemudian hilang, lalu ada pula yang dipelihara dan dikembangkan sehingga dapat disaksikan oleh generasi selanjutnya. Tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan sebuah bentuk ekspresi yang hadir dalam pengalaman hidup sehari-hari suatu kelompok masyarakat guna memenuhi kebutuhan mereka bersama.  Hal tersebut terkandung di dalam makna nilai-nilai luhur yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi masyarakat pendukungnya untuk berinteraksi secara aktif dan efektif, serta mampu membina budi pekerti luhur.  Salah satu tradisi yang masih hidup dan berkembang di Desa Daya Baru Pal 4, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat ialah Pesta Adat Khatam Al Qur’an Massal.     

Tradisi Pesta Adat Khatam Al Qur’an Massal telah dilakukan secara turun temurun, sehingga diwajibkan bagi masyarakatnya untuk memperingati setiap satu tahun sekali.  Khatam Al Qur’an Massal memiliki syarat tertentu, di antaranya; (1) harus bisa baca Al Qur’an; dan (2) telah menyelesaikan 30 juz.  Peserta Khatam Al Qur’an Massal mulai dari anak-anak, dewasa, hingga orang tua. Selain meningkatkan ketaqwaan bagi umat yang beragama Islam, jika seseorang yang belum melakukan Khatam Al Qur’an tidak diperbolehkan untuk mengaji ketika orang tuanya meninggal. Maka dari itu, Khatam Al Qur’an menjadi penting bagi masyarakatnya yang memeluk agama Islam.  Oleh karena Khatam Al Qur’an Massal sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Desa Daya Baru, maka masyarakat terus menjaga dan melestarikan tradisi Khatam Al Qur’an Massal tersebut.

Pesta Adat Khatam Al Qur’an Massal ini memiliki beberapa prosesi yang hadir di dalamnya. Adapun prosesi tersebut dimulai dari doa selamat, sambutan, salam  Al Qur’an, arak-arakan, khatam Al Qur’an, dan asoh Al Qur’an.  Menurut pandangan masyarakat, prosesi ini wajib dilakukan karena sudah terjadi sejak dahulu. 

haul makam khotamarasyid. desa bakit

Peringatan Haul adalah suatu peringatan yang diadakan setahun sekali, bertepatan dengan wafatnya seseorang yang ditokohkan oleh masyarakat, baik tokoh perjuangan atau tokoh agama. Peringatan Haul ini bertujuan untuk mengenang jasa dan hasil perjuangan para tokoh terhadap tanah air, bangsa serta umat dan kemajuan agama Allah, guna dijadikan suri teladan oleh generasi penerus.

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam acara Haul antara lain :

a.    Ziarah ke makam sang tokoh dan membaca dzikir, tahlil dan kalimah thayyibah

b.    Diadakan majlis ta’lim dan pembacaan biografi

c.    Dihidangkan makanan dan minuman dengan niat shodaqoh.

Pada hari ini, Minggu 15 September 2019 masyarakat Desa Bakit Kecamatan Parittiga memperingati wafatnya seorang tokoh ulama yang berpengaruh yaitu KH. Chotamarrasyid, dimana beliau wafat pada 10 Muharam yang diperkirakan 1377 H pada tahun 1955.

KH. Chotamarrasyid berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Beliau menyebarkan agama Islam di Palembang serta daerah sekitarnya. Pada tahun 1924 beliau merantau ke Bangka dan mendarat di Belinyu tepatnya di Masjid Ja’mi Kampung Tengah Belinyu. Pada tahun 1925 beliau hijrah dan menetap di Kampung Bakit (sekarang disebut Desa Bakit) dan berkeliling ke desa-desa dalam melaksanakan syiar Islam, antara lain desa Kapit, Telak, Kelapa, Dendang, Air Belo Muntok, dan daerah kampung Dalam Pangkal Pinang.

Pada tahun 1955 bertepatan dengan 10 Muharram 1377 H beliau wafat di desa Bakit dalam usia 72 tahun dan dimakamkan di desa Bakit. Untuk mengenang jasa beliau maka masyarakat desa Bakit menyelenggarakan kegiatan Haul ini, dimana acara ini juga dikenal dengan istilah ganti kelambu, artinya mengganti kelambu yang menutupi makam beliau.


pesta adat dusun belar. desa ibul

Pesta adat Dusun Belar adalah suatu adat istiadat atau tradisi yang biasa dikenal dengan istilah ruwahan dalam menyambut bulan puasa Ramadhan, dimana kata ruwahan tersebut mengadopsi dari bahasa Jawa. Pengertian dari ruwahan itu sendiri merupakan tradisi kebudayaan Jawa untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia, seperti orangtua, kakek, nenek, tokoh pendiri kampung, wali, dan lainnya.  Tradisi ini dilakukan mulai pertengahan bulan Ruwah (bulan ke-8 dalam kalender Jawa atau bersamaan dengan Sya’ban dalam kalender Hijriah). Oleh karena itu disebut Ruwahan.

Kegiatan ini merupakan pesta adat yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Belar di setiap tahun.  Adapun beberapa jenis kegiatan yang dilaksanakan yaitu :

1)   Khataman Al- Qur’an

2)   Khitanan anak laki-laki dan anak perempuan

3)   Gunting Rambut Anak-anak

 

Pesta Adat Dusun Belar ini merupakan adat istiadat yang telah dilaksanakan turun temurun hingga sekarang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, adat istiadat tersebut masih tetap di pertahankan sehingga masih tetap dilaksanakan setiap tahunnya oleh masyarakat Dusun Belar.

pesta adat dusun bujang desa tugang

Menurut cerita masyarakat, pada zaman dahulu kala nenek moyang Dusun Bujang pernah mengalami sakit kesarep/ketulang/ketelan padi. Kemudian beliau besumbar/bersumpah, jika sembuh dari sakit tersebut beliau akan menaber hutan di bukit penaber yang berada di daerah Dusun Bujang, serta menaber kampung.  Hingga saat ini prosesi taber masih dilakukan oleh masyarakat Dusun bujang untuk menghindari wabah penyakit sekaligus meminta keberkahan. Dimana prosesi taber tersebut menjadi satu rangkaian di dalam Pesta Adat Dusun Bujang.

Pesta Adat Dusun Bujang merupakan salah satu perayaan masyarakat Dusun Bujang sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang didapatkan. Hal ini terlihat dari masing-masing rumah di Dusun Bujang, bahwa mereka menghidangkan beragam makanan seperti, kue-kue yang disusun dalam toples, ketupat, nasi merah, jamur, rendang, ayam, dodol, dan lain-lain.  Sehingga banyak mayarakat luar yang berdatangan ke Pesta Adat Dusun Bujang untuk bertamu ke rumah-rumah warga, baik dari hubungan keluarga ataupun pertemanan.

sembahyang rebut dusun anyai

desa air menduyung. Kec. Simpang teritip

Pada umumnya, tradisi-tradisi yang ada di Indonesia merupakan warisan dari generasi sebelumnya. Tradisi tersebut ada yang mengalami perubahan, kemudian hilang, lalu ada pula yang dipelihara dan dikembangkan sehingga dapat disaksikan oleh generasi selanjutnya.  Salah satu tradisi yang masih dipelihara oleh masyarakat keturunan Tionghoa di Kabupaten Bangka Barat yaitu sembahyang rebut.  Tradisi ini lahir di Dusun Anyai, Desa Air Menduyung, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat yang secara turun temurun sudah dilakukan oleh masyarakat yang beragama Khong hucu, semenjak kelenteng di Dusun Anyai berdiri pada tahun 1901.  Diwilayah Kecamatan Simpang Teritip, Dusun Anyai Desa Air Menduyung merupakan salah satu agama Khong hucu terbesar.   

Menurut kalender Cina, pada tanggal 15 bulan 7 merupakan peringatan sembahyang rebut.  Hal tersebut diyakini masyarakat bahwa pintu akhirat terbuka bagi arwah-arwah.  Para arwah ini merupakan arwah yang tidak diurus oleh keluarganya selama kematiannya.  Misalnya, kuburan para arwah tersebut tidak pernah disembahyangi oleh keluarganya.  Maka, ketika sembahyang rebut dimulai, para arwah turun ke bumi untuk bergentayangan.  Dalam hal ini, sembahyang rebut dilakukan dengan maksud untuk meminta keselamatan, kemakmuran, ketenangan, serta kedamaian agar semua masyarakat Dusun Anyai terhindar dari segala gangguan dari arwah-arwah jahat.  Perlu diketahui, arwah-arwah tersebut tidak hanya arwah-arwah dari keturunan Tionghoa saja. Namun, arwah-arwah dari keturunan non-Tionghoa pun hadir saat pelaksanaan sembahyang rebut. Oleh sebab itu, masyarakat menyiapkan sesajen untuk para arwah yang bergentanyangan, dewa-dewi, seperti ayam rebus, babi rebus, kue adat (lapis, apem), buah-buahan (jeruk, apel, pir, kelapa), tahu, nasi, ketan kunyit, dan serundeng kelapa.  Selain itu, pada ritual sembahyang rebut juga menghadirkan patung Dewi Kwan In, Thai Se Ja, dan replika kapal.  Menurut tokoh agama, Thai Se Ja merupakan raja jin yang bertugas mencatat arwah-arwah yang jahat.  Kemudian, sebuah replika kapal dimaksudkan untuk membawa arwah-arwah kembali ke akhirat. Di atas kepala Patung Thai Se Ja terdapat patung Dewi Kwan In dengan payung. Selanjutnya acara sembahang rebut ini menghadirkan tiga unsur seperti air, tanah, dan udara.  Hal tersebut disimbolkan melalui replika kapal yang mewakili unsur air, patung kelipan mewakili unsur tanah, dan patung burung bangau mewakili unsur udara.

 

Tradisi sembahyang rebut ini memiliki beberapa tahapan di dalamnya.  Pada tahapan-tahapan ini memiliki beberapa ritual yang tentunya wajib dilakukan oleh para tokoh agama. Adapun ritual-ritual tersebut dimulai dari ritual sembahyang pembuka, ritual membuka mata, ritual sembahyang umum, serta ritual penutup, dan pembakaran patung Thai Se Ja dan kapal.    


pesta adat bukit penyabung desa pelangas 

Tradisi yamg merupakan peninggalan dari leluhur memang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Tradisi yang kuat akan mengakar terus sepanjang jaman. Walaupun jaman telah berubah menjadi semakin maju dan modern, namun suatu tradisi yang telah menjadi panutan dari masyarakat tertentu akan terus dilakukan sepanjang waktu selama generasi penerusnya masih tetap ada dan berdaya untuk melakukannya. Seperti tradisi Sedekah Gunung Desa Pelangas ini.

Sedekah Gunung Desa Pelangas setiap tahun dilaksanakan sebagai bentuk wujud syukur kepada Yang Maha Kuasa atas selesainya menanam padi serta ucapan terimaksih kepada leluhur yang telah menjaga masyarakat keturunan Jerieng yang hingga kini mereka masih dalam keadaan sehat dan selamat. Gunung Pelangas atau yang lebih dikenal para keturunan suku jerieng ini sebagai Gunung Penyabung adalah tempat sakral yang tidak bisa sembarang orang yang boleh memasukinya. Masyarakat Suku Jerieng percaya arwah para leluhur yang ghaib ini tinggal disini untuk menjaga serta memantau mereka. Mereka percaya jika leluhur yang ghaib tinggal di gunung adalah para pelindung mereka dengan cara ini mereka melakukan semacam ritual mendoakan para leluhur tersebut dan meminta perlindungan dan keselamatan serta harapannya agar hasil panen kedepan lebih baik dari tahun ini. Masyarakat Suku jerieng juga meminta kepada leluhur agar menjaga tanaman-tanaman mereka dan dilindungi dari hama-hama yang akan merusak tanaman.

 Sedekah gunung Desa Pelangas ini dilaksanakan setiap 14 Muharam setiap bulan suroh 4 hari sesudah 10 muharam yang jatuh pada tanggal 14 September 2019 Masehi. Pada tahun ini Sedekah Gunung Desa Pelangas sudah lima kali dilaksanakan 1 oleh masyarakat keturunan suku Jerieng ini. Lokasi pemberangkatan berada di halaman rumah Pemangku Adat yaitu rumah Bapak Janum.


pesta adat desa air nyatoh kec. simpang  teritip

Kegiatan ini dilaksanakan setiap setahun sekali di Desa Air Nyatoh. Kegiatan ini  merupakan tradisi turun temurun berupa doa tolak bala agar masyarakat desa Air Nyatoh di beri keselamatan sepanjang tahun. Kegiatan ini selalu dilaksanakan pada akhir bulan syafar. Awalnya dahulu kegiatan ini diadakan secara sakral, dengan ritual-ritual seperti menghanyutkan sesajen ke laut. Seiring perkembangan zaman terjadilah pembaruan. Adanya pro dan kontra antara kepercayaan tradisi leluhur dengan agama, terjadi perdebatan antara tokoh adat dan agama yang akhirnya menghasilkan perembukan secara damai dan bertoleransi. Kegiatan menghanyutkan sesajen ditiadakan lagi, kegiatan dilaksanakan di dalam masjid untuk melaksanakan doa selamat (tahun ini doa selamat dilaksanakan pada malam harinya) kemudian dilanjutkan di pantai untuk melaksanakan ritual Ketupat Lepas. Ketupat lepas adalah ritual yang dilaksanakan sebagai simbol tolak bala, keselamatan dan kemakmuran. Ketupat dipegang beberapa orang untuk didoakan kemudian ditarik sampai lepas sebagai lambang kebersamaan. Tujuan dari kegiatan ini adalah :

1.      Doa di bulan syafar agar di berikan keselamatan dijauhkan dari bala.

2.      Untuk melestarikan adat istiadat serta kebudayaan.

3.      Meningkatkan ekonomi masyarakat sector pariwisata.

4.      Sebagai promosi Pantai Ketapang dan Desa Bahari Wisata Bagan Desa untuk menarik wisatawan local maupun manca Negara.

5.      Menjalin silahturahmi masyarakat antar desa.


pesta adat masyarakat dusun rajek. desa belar. Kec. simpang teritip. 

Suatu adat istiadat, tradisi yang dikenal dengan istilah ruwahan dalam menyambut bulan puasa ramadhan merupakan rutinitas yang ada di Desa Rajek setiap tahun.  Dimana dilaksanakan 2 jenis kegiatan yaitu:

1)   Khataman Masal ( Al- Qur’an)

2)   Khitanan Masal

 

Pesta Adat Rajek ini berawal dari adat istiadat suatu daerah yang telah berkembang turun temurun dari nenek moyang. seiring dengan perkembangan zaman adat ini mulai mengalami kemunduran namun masyarakat rajek saling bahu membahu agar adat istiadat tersebut tetap di pertahankan. Supaya tidak mudah hilang begitu saja maka melalui perembukan masyarakat dengan tokoh-tokoh adat setempat maka adat istiadat ini tetap diperingati dan dirayakan setiap tahunnya oleh masyarakat Dusun Rajek.

 

Seminggu sebelum Pesta Adat Rajek ini berlangsung para dukun, tokoh agama, dan tokoh masyarakat berkumpul di Balai Desa terlebih dahulu untuk menentukan hari baik jadwal pelaksanaanya.

 

Sedangkan Sebulan sebelum Pesta Adat Rajek ini berlangsung masyarakat Dusun Rajek mengadakan kegiatan Sedekah Gunung.

Setelah diadakan perembukan dengan para tetua adat, tokoh agama dan masyarakat maka diputuskan perayaan pesta adat dengan rangkaian acara khataman massal dan khitananan massal.

1)   Khataman Masal ( Al- Qur’an)

Hari Sabtu Tanggal 05 Mei 2018 Pukul 16:00 wib sampai dengan pukul 21:30 wib di Mesjid Nurul Ihsan Dusun Rajek, Desa Berang, Kec. Simpang Teritip, Kab. Bangka Barat.

 

2)   Khitanan Masal

Hari Minggu Tanggal 06 Mei 2018 Pukul 05:00 wib sampai dengan pukul 07:00 wib di Sungai Dusun Rajek, Desa Berang,  Kec. Simpang Teritip, Kab. Bangka Barat.

1.   Tujuan

1)   Mempertahankan adat istiadat yang berkhazanah islam.

2)   Dapat menjalin /memperat silahturahmi yang artinya biar masyarakat /sanak saudara dari tempat lain bisa berkumpul di rumah keluarganya.

3)   Taat beribadah

4)   Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi, kreatifitas, dan kualitas SDM untuk mempertahankan adat istiadat Dusun Rajek dari kepunahan dari kesadaran masyarakat Dusun Rajek itu sendiri untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab.

5)   Dapat meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa.


TRADISI

Ceriak Nerang

Ritual Suku Jerieng Kecamatan Simpang Teritip

Asal mula penduduk yang ada di wilayah Kecamatan Simpang Teritip berawal dari 2 orang, laki-laki dan perempuan yang berasal dari Sungai Pelangger, atau disebut dengan tanah adat/tanah tua. Laki-laki bergelar Pateh dan perempuan bergelar Metal Bertabun. Mereka mempunyai keturunan 8 pasang, dan terus beranak cucu. Kemudian Pateh memilih keturunan-keturunannya yang sudah tua, yang laki-laki disebut Batin, sedangkan yang perempuan disebut Pelimas. Ada 8 Batin yang mempunyai tugas berbeda-beda, diantaranya Batin Kapong, Batin Tanah Ayek, Batin Gunong, Batin Air, Batin Laut, Batin Hutan, Batin Api, dan Batin Padi. Para Batin bersatu membentuk rimba/hutan sebagai hutan lindung/hutan adat, dan bertugas menjaga kehidupan manusia dari gangguan makhluk gaib ataupun roh halus. 

Sumber: Disparbud Babar
TRADISI

Khataman Al-Qur’an Desa “Santri”

Kapit Kec. Parittiga

Berita

Istilah khataman Al-Qur’an, selaras dengan konsep bahasa, maksudnya adalah telah menyelesaikan membaca Al-Qur’an mulai dari surat Al-Fatihah (surat pembuka Al-Quran) sampai surat An-Naas (surat penutup Al-Qur’an). Terkait "khataman Al-Qur’an" sudah diketahui oleh muslimin sejak awal Islam . Nabi Muhammad SAW dan sahabat telah menyampaikan tata cara, waktu dan pahala mengkhatamkan. 

Sumber: Disparbud Babar
TRADISI

TRADISI


Sumber
TRADISI

TRADISI


Sumber
TRADISI

TRADISI


Sumber
View More

Highlight

Most Read

Bakti Sosial MJC
Jelang Ramadhan Komunitas MJC Adakan Silahturahmi Baksos Dan Olahraga Bersama
Click Here!
3000 Culok dan Pawai Obor
Masyarakat Daya Baru PAL 4 Muntok Adakan Tradisi 3000 Culok Dan Pawai Obor
Click Here!
Wabup Bong Ming Ming Paparkan Potensi Pariwisata Di Kemenparekraf
Wabup Bong Ming Ming Paparkan Potensi Pariwisata Di Kemenparekraf
Click Here!